oswald

Sabtu, 14 Juli 2012

kewirausahaan


PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
        
         Sampai saat ini pelung untuk mendapat pekerjaan yang produktif dan dapat bertahan masih merupakan tantangan yang besar bagi kawula muda, baik laki-laki maupun perempuan. Di sebagian terbesar Negara berkembang termasuk Indonesia berjuta-juta orang kawula muda sedang mencari pekerjaan. Demikian pula dengan angka pengangguran terbuka di Indonesia cukup tinggi, sehingga dapat dibayangkan betapa “Over-suply” tenaga kerja untuk mengisi lapangan kerja yang tersedia baik di sector pemerintah maupun sector swasta.

         Kondisi tersebut di atas tidak akan pernah selesai seperti hanya “Lingkaran Seran” kemiskinan selama kaum muda Indonesia selalu berharap bekerja pada oranglain terlebih menggantungkan beban pada pemerintah. Dengan kapasitas lapangan kerja yang sangat terbatas dan kemampuan financial yang juga terbatas, sulit diharapkan bangsa ini akan maju dengan cepat. Kenapa demikian, karena semua rang hanya memperebutkan kue yang sama yang lama kelamaan akan habis, apalgi setiap tahun pencari kerja terus bertambah.

         Solusi untuk menjawab permasalahan tersebut adalah “Kewirausahaan” (entrepreneurship). Kewirausahaan adalah kemapanan untuk mengembangkan kemampuan diri melalui penggalian potensi unggulan diri sendiri yang berpangkal pada “Kemandirian”. Kemandirin adalah modal utama untuk keluar dari ketergantungan, ketergantungan pada oranglain, ketergantungan pada bantuan oranglain, ketergantungan pada perjaan dan lapangan kerja yang sedikit dan sempit. Kemandirian adalah power yang jika bisa berkembang lebih besar akan membawa dapmak dahasyat bagi perkembangan diri, lingkungan bahkan status social ekonomi masyarakat dan Negara.

         Sudah pada tempatnya jika kawula muda Indonesia mulai berfikir untuk mencoba mengembangkan dirinya dalam kehidupan dan karier di masa depan melalui kegiatan wirausaha. Hal ini cukup prospektif di Indonesia mengingat berbagai potensi ekonomi tersedia pada semua sector dan tersebar di seluruh wilaah I ndonesia. Sebut saja dua sector ekonomi terbesar di Indonesia; Pertanian dan Kelautan. Sungguh banyak peluang pembukaan usa dan lapangan verja yang bisa diperoleh dari kedua sector ini, jira kita memiliki sikap dan jira wirausaha.

         Dengan demikian melalui kuliah ini kita ingin membangun dan mengembangkan sikap jira wirausaha setiap peserta untuk dapat tumbuh dan berkembang lebih lanjut pada satina diperlukan.

B.   Tujuan:
Setelah mebgikuti perkuliahan mahasiswa dapat mengerti dan memahami prinsip-prinsip kewirausahaan dan strategi pengembangan wirausaha yang mendukung tumbuh dan berkembangnya jiwa kewirausahaan.

B. Materi Perkuliahan:
1.    Konsep Kewirausahaan; Pengertian Kewirausahaan, Kesalahan dan kegagalan bisnis
2.      Menilai Diri Sebagai Pengusaha
a. Pengertian Usaha
b. Tantangan danalam memulai suatu usaha
c. Menganalisis Diri sendiri sebagai pengusaha
d. Meningkatkan kemampuan diri sebagai pengusaha
e. Menilai kondisi keuangan
3       Mengklarifikasi Gagasan Usaha
         a.   Jenis usaha yang prospektif untuk dimulai
         b.   Faktor-faktor Keberhasilan usaha Kecil
         c.   Bagaimana cara mendapatkan gagasan usaha yang baik
d.   Menguji gagasan usaha Anda
e.   Mengembangkan Gagasan Usaha Anda

4.            Menilai Pasar
a.       Siapa pelanggan Kita?
b.      Siapa Pesaing kita?
c.       Membuat Rencana Pemasaran
d.      Memperkirakan Penjualan


5.            Mengorganisir Karyawan
a.       Pemilik Usaha
b.      Mitra Usaha
c.       Karyawan
d.      Konsultan Perusahaan

6.            Memilih bentuk Usaha
a.       Bentuk usaha yang sah/legal
b.      Memilih bentuk usaha yang tepat dan bena

7.      Memahami Tanggung Jawab
         a.   Tanggung jawab secara hukum/yuridis
b.   Asurans

8.      Memperkirakan Modal yang Diperlukan untuk memulai suatu Usaha
         a.   Jenis-jenis Modal
         b.   Investasi
         c.   Modal Kerja
         d.   Perhitungan Modal Kerja

9.      Perencanaan Keuntungan
         a.   Perhitungan Harga
         b.   Menyusun Perkiraan Pendapatan
         c.   Rencana Penjualan dan biaya
         d.   Menyusun Rencana Cash-flow
         e.   Sumberdana
         f.    Pinjaman modal usaha

10.        Memutuskan kegiatan Usaha
a.       Menyelesaikan rencana usaha
b.      Menilai kelayakan rencana usaha
c.       Menyusun Rencana Kegiatan Usaha

11.        Memulai Usaha
a.       Kegiatan Usaha
b.      Program Tindaklanjut
C.  Kompetensi Akhir Mahasiswa
1.      Memahami Konsep dan Strategi Kewirausahaan
2.      Mampu menerapkan Strategi Kewirausahaan

D.     Strategi Pemelajaran

1.      Informasi & Diskusi
2.      Diskusi Kelompok
3.      Tugas Individu
4.      Tugas Kelompok
5.     Pemaparan/Presentasi Kelompok
BAB I
KONSEP KEWIRAUSAHAAN

A.          Pengertian

Banyak pengertian yang dikemukakan oleh para pakar wirausaha tentang usaha, wirausaha dan kewirausahaan. Pengertian-pengertian dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut.

Secara semantic (ketatabahasaan), kata wira usaha berasal dari suku kata “Wira” atau mandiri/sendiri dan “Usaha”. Dengan demikian Wirausaha berarti berusaha sendiri atau berusaha mandiri.

Menurut Organisasi Perburuhan Internacional (Internacional Labor Organization) Usaha atau Wirausaha diartikan sebagai “suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan.

Dalam berwirausaha terdapat statu usaha memproduksi atau membeli barang atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Dengan demikian ada dua rus yang terjadi dalam kegiatan wirausaha yakni;
(1)  Arus barang ; distribuĂ­s barang atau jasa ke pasar
(2)  Arus uang; pembayaran dari pihak pemakai/pembeli, misalnya pembelian barang atau bahan baku, pembayaran jasa angkutan, biaya perbaikan dan perawatan, biaya sewa, dsb.

Karena tujuan usaha adalah keuntungan, maka arus uang yang masuk harus lebih besar dari arus uang yang keluar dalam bentuk modal usaha. Usaha yang berhasil adalah apabila mencapai lingkaran bisnis yang ”surplus” itu secara berulang-ulang dari satu periode ke periode yang lainya atau dari tahun sekarang ke tahun-tahun berikutnya.


B.           Prinsip-Prinsip Kewirausahaan

Beberapa prinsip dalam membangun kewirausahaan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1.   Membangun komitmen dan kesadaran diri untuk berwirausaha
2.   Melakukan analisis kelayakan usaha
3.   Memahami kondisi dan kecenderungan pasar
4.   Memahami pesaing dan persaingan pasar
5.   Manajemen SDM
6.   Menentukan bentuk dan keluasan usaha
7.   Membangun kemitraan berbagai pihak
8.   Mengelola sumber pendanaan
9.   Menganalisis Hasil Usaha


C.     Kegagalan Bisnis

Beberapa hal yang menyebabkan kegagalan dalam Bisnis antara lain adalah sebagaiu berikut.
1.      Tidak memiliki komitmen yang kuat untuk berhasil
2.      Tidak memiliki perencanaan usaha; asal jadi atau ikut-ikutan
3.      Tidak mampu mengelola keuangan; permodalan, cash-flow, keuntungan, asset dsb
4.      Tidak mampu memberdayakan karyawan secara optimal
5.      Tidak mampu mengikuti atau membangun iamage pasar
6.      Tidak mampu membangun jaringan kerjawana (net-working)

E.     Kewirausahaan Kawula Muda

Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi pelpopor di Sekretariat Jenderal PBB dalam memprakarsai pembentukan Jaringan Kerja Kawula Muda (Youth Employment Networks). Dalam kaitan dengan hal tersebut  pada awal tahun 2003 Interbational Labour Oeganization (ILO) bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia (Depnakertrans-RI) mengimpelementasikan Pilot Project yang diarahkan untuk menjawab tantangan dunia kerja yang dihadapi oleh kawula muda Indonesia.

Kewirausahaan merupakan salah satu pilihan yang dapat diambil kawula muda untuk bisa berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja dan mendapatkan penghasilan (income). Di Indonesia julah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal relatif tinggi mendekati angka rata-rata 65% selama kurun waktu 1990 s.d 2002. Hampir 20% orang muda memiliki pekerjaan sebagai wirausaha (bekerja sendiri) dengan karakteristik; (1) bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, (2) bekerja dengan bantuan tidak tetap, (3) bekerja sendiri dengan bantuan tetap.

Hal yang menarik adalah bahwa orang muda yang paling rendah tingkat pendidikannya bekerja wirausaha di sektor informal, karena tidak memiliki kualifikasi pendidikan yang cukup untuk menjalani usaha yang formal. Hal ini menunjukkan bahwa banyak peluang yang bisa dilakukan oleh kawula muda yang memiliki komitmen berusaha baik di jalur formal maupun informal.

Orangmuda yang memulai usaha mereka sendiri kemungkinan besar akan menghadapi berbagai rintangan. Meski  kewirausahawan tidak membutuhkan  tingkat pendidikan yang tinggi, ia tetap membutuhkan berbagai keterampilan tertentu. Sebagian besar dari permasalahan ini akan ditemui oleh siapapun yang memulai usaha baru, tapi beberapa diantaranya terkait dengan usaha sang wirausaha yang masih muda.orang muda biasanya memiliki  jaringan dan hubungan usaha yang terbatas dibandingkan dengan mereka yang lebih tua . Satu masalah mendasar adalah ketidak mampuan memperoleh dana awal yang dapat mengarah pada kekurangan modal (memulai suatu usaha tanpa dana yang mencukupi). Masalah-masalah lain yang sering ditemui adalah pengelolaan arus kas, terutama dalam  menangani kredit macet dan pembayaran yang telat;menghadapi stres, terutama tanpa dukungan teman-teman yang memahami tuntutan tenaga kerja yang memulai usaha sendiri. Setelah usaha sendiri mulai dijalankan, masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan manajemen usaha seperti pengembangan usaha, bagaimana  mempekerjakan orang yang tepat dan bagaimana mengelola orang lain untuk pertama kalinya. 

Mengingat kewirausahaan dapat menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi pengangguran dikalangan muda, sangat disarankan agar pemerintah, sektor swasta, lembaga non-pemerintah dan masyarakat lokal dapat dengan cara mereka sendiri mendorong upaya-upaya untuk mendukung orang muda memulai usaha mereka.

Bagian ini akan memperkirakan seberapa besar jumlah orang muda yang bekerja sebagai wiraswasta atau didalam usaha–usaha mikro;profil wirausahawan muda;jenis usaha yang mereka tekuni dan tantangan –tantangan utama yang dihadapi orang muda dalam memulai dan mengembangkan usaha mereka. Sumber data yang digunakan dalam studi ini adalah SAKERNAS dari BPS selama periode 1997-2002.

F.  Profil  Kewirausahawan  Kaum  Muda

Besaran wiiraswastawan dapat diukur dari jumlah tenaga kerja berdasarkan status kerja. Melalui analisa ini ,depinisi dari wirausahawan  adalah orang yang bekerja sebagai wiraswasta tanpa bantuan ,wiraswasta dengan bantuan sememtara dan wiraswasta dengan bantuan tetap. Menurut definisi tersebut , persentasi dari  pekerja wiraswasta relatif lebih rendah dibandingkan dengan bukan wiraswasta. Secara rata-rata, 44 persen pekerja merupakan wiraswasta ,sedang  56 persen bukan wiraswasta.Jumlah ini relatip stabil selama periode 1997-2002. Seperti dapat dilihat dalam pigur 3,1, terdapat sedikit peningkatan jumlah pekerja wiraswasta dari tahun 1997 sampai 1999. Ini dapat mengindikasikan   suatu pergeseran status kerja dari non wiraswasta menjadi wiraswasta akibat krisis ekonomi dimana banyak orang kehilangan pekerjaan mereka dan memulai  usaha sendiri.

   
Tabel 3.1 menunjukan deskripsi lebih detil mengenai pekerjaan berdasarkan status kerja. Persentase wiraswastawan didaerah pedesaan lebih tinggi daripada perkotaan, terutama wiraswastawan dengan bantuan tenega sementara .Dilain pihak, persentase wiraswastawan tanpa bantuan lebih tinggi sedikit di perkotaan.Baik di daerah perkotaan dan pedesaan, Persentase wiraswastawan yang dibantu tenaga tetap secara relatif kecil. Hasil-hasil ini mengindikasikan bahwa sebagian besar wqiraswastawan bergerak disektor informal dan hanya sedikit yang berada pada sektor formal.

Tabel berikut ini menunjukan persentase total wiraswasta berdasarkan kelompokm usia. Jumlah wiraswastawan berusia 30-44 tahun paling banyak dibandingkan kelompok usia lain, Diikuti kelompok usia 45-59 tahun. Dilain pihak , hanya sedikit wiraswastawan yang berasal dari kelompok usia  15-24 tahun. Rata –rata selama periode 1997-2002, hanya delapan persen wiraswastawan berusia 15-24 tahun. Jumlah ini sedikit berkurang menjadi tujuh persen pada tahun 2001-2002. Data menunjukan bahwa tidak banyak orang muda yang memulai usaha mereka sendiri dan menjadi wirausahawan.

Hambatan dalam memulai usaha sendiri,mempertahankan usaha yang sudah ada, dan mengembangkannya dirasakan lebih sulit dilakukan oleh orang muda. Dilain pihak, untuk orang dewasa yang sudah memperoleh modal yang cukup (modal SDM, keuangan dan jaringan ) serta pengalaman memadai, halangan-halangan seperti itu secara relatip mudah mudah dilampaui. Penurunan jumlah wiraswastawan muda ditahun 2001 dapat mengindikasikan bahwa para wirausahawan muda tidak dapat mempertahankan usaha mereka setelah krisis ekonomi merebak.
          

Tidak ada komentar:

Posting Komentar