PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sampai saat ini pelung untuk mendapat
pekerjaan yang produktif dan dapat bertahan masih merupakan tantangan yang
besar bagi kawula muda, baik laki-laki maupun perempuan. Di sebagian terbesar
Negara berkembang termasuk Indonesia berjuta-juta orang kawula muda sedang
mencari pekerjaan. Demikian pula dengan angka pengangguran terbuka di Indonesia
cukup tinggi, sehingga dapat dibayangkan betapa “Over-suply” tenaga kerja untuk
mengisi lapangan kerja yang tersedia baik di sector pemerintah maupun sector
swasta.
Kondisi tersebut di atas tidak akan
pernah selesai seperti hanya “Lingkaran Seran” kemiskinan selama kaum muda Indonesia
selalu berharap bekerja pada oranglain terlebih menggantungkan beban pada
pemerintah. Dengan kapasitas lapangan kerja yang sangat terbatas dan kemampuan
financial yang juga terbatas, sulit diharapkan bangsa ini akan maju dengan
cepat. Kenapa demikian, karena semua rang hanya memperebutkan kue yang sama
yang lama kelamaan akan habis, apalgi setiap tahun pencari kerja terus
bertambah.
Solusi untuk menjawab permasalahan
tersebut adalah “Kewirausahaan” (entrepreneurship). Kewirausahaan adalah
kemapanan untuk mengembangkan kemampuan diri melalui penggalian potensi
unggulan diri sendiri yang berpangkal pada “Kemandirian”. Kemandirin adalah
modal utama untuk keluar dari ketergantungan, ketergantungan pada oranglain, ketergantungan
pada bantuan oranglain, ketergantungan pada perjaan dan lapangan kerja yang
sedikit dan sempit. Kemandirian adalah power yang jika bisa berkembang lebih
besar akan membawa dapmak dahasyat bagi perkembangan diri, lingkungan bahkan
status social ekonomi masyarakat dan Negara.
Sudah pada tempatnya jika kawula muda Indonesia mulai
berfikir untuk mencoba mengembangkan dirinya dalam kehidupan dan karier di masa
depan melalui kegiatan wirausaha. Hal ini cukup prospektif di Indonesia
mengingat berbagai potensi ekonomi tersedia pada semua sector dan tersebar di
seluruh wilaah I ndonesia. Sebut
saja dua sector ekonomi terbesar di Indonesia; Pertanian dan Kelautan. Sungguh
banyak peluang pembukaan usa dan lapangan verja yang bisa diperoleh dari kedua
sector ini, jira kita memiliki sikap dan jira wirausaha.
Dengan
demikian melalui kuliah ini kita ingin membangun dan mengembangkan sikap jira
wirausaha setiap peserta untuk dapat tumbuh dan berkembang lebih lanjut pada
satina diperlukan.
B. Tujuan:
Setelah mebgikuti perkuliahan
mahasiswa dapat mengerti dan memahami prinsip-prinsip kewirausahaan dan
strategi pengembangan wirausaha yang mendukung tumbuh dan berkembangnya jiwa
kewirausahaan.
B. Materi
Perkuliahan:
1. Konsep Kewirausahaan; Pengertian Kewirausahaan,
Kesalahan dan kegagalan bisnis
2. Menilai Diri Sebagai Pengusaha
a. Pengertian Usaha
b. Tantangan danalam memulai suatu usaha
c. Menganalisis Diri sendiri sebagai
pengusaha
d. Meningkatkan kemampuan diri sebagai
pengusaha
e. Menilai kondisi keuangan
3 Mengklarifikasi Gagasan Usaha
a. Jenis
usaha yang prospektif untuk dimulai
b. Faktor-faktor Keberhasilan usaha
Kecil
c.
Bagaimana cara mendapatkan gagasan usaha yang baik
d. Menguji
gagasan usaha Anda
e. Mengembangkan
Gagasan Usaha Anda
4.
Menilai
Pasar
a. Siapa pelanggan Kita?
b. Siapa Pesaing kita?
c. Membuat Rencana Pemasaran
d. Memperkirakan Penjualan
5.
Mengorganisir
Karyawan
a. Pemilik Usaha
b. Mitra Usaha
c. Karyawan
d. Konsultan Perusahaan
6.
Memilih
bentuk Usaha
a. Bentuk usaha yang sah/legal
b. Memilih bentuk usaha yang tepat dan bena
7. Memahami
Tanggung Jawab
a. Tanggung jawab secara hukum/yuridis
b. Asurans
8. Memperkirakan
Modal yang Diperlukan untuk memulai suatu Usaha
a. Jenis-jenis Modal
b. Investasi
c. Modal Kerja
d. Perhitungan
Modal Kerja
9. Perencanaan
Keuntungan
a. Perhitungan Harga
b. Menyusun Perkiraan Pendapatan
c. Rencana Penjualan dan biaya
d. Menyusun Rencana Cash-flow
e. Sumberdana
f. Pinjaman modal usaha
10.
Memutuskan
kegiatan Usaha
a. Menyelesaikan rencana usaha
b. Menilai kelayakan rencana usaha
c. Menyusun Rencana Kegiatan Usaha
11.
Memulai
Usaha
a. Kegiatan Usaha
b. Program Tindaklanjut
C. Kompetensi Akhir
Mahasiswa
1.
Memahami Konsep dan Strategi Kewirausahaan
2.
Mampu menerapkan Strategi Kewirausahaan
D. Strategi Pemelajaran
1. Informasi & Diskusi
2.
Diskusi
Kelompok
3.
Tugas Individu
4. Tugas Kelompok
5. Pemaparan/Presentasi Kelompok
BAB I
KONSEP KEWIRAUSAHAAN
A.
Pengertian
Banyak pengertian
yang dikemukakan oleh para pakar wirausaha tentang usaha, wirausaha dan
kewirausahaan. Pengertian-pengertian dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut.
Secara semantic (ketatabahasaan), kata wira usaha berasal
dari suku kata “Wira” atau mandiri/sendiri dan “Usaha”. Dengan demikian
Wirausaha berarti berusaha sendiri atau berusaha mandiri.
Menurut Organisasi Perburuhan Internacional
(Internacional Labor Organization) Usaha atau Wirausaha diartikan sebagai
“suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perorangan atau kelompok untuk
mendapatkan penghasilan dengan tujuan memperoleh keuntungan.
Dalam berwirausaha terdapat statu usaha memproduksi atau
membeli barang atau jasa yang dijual kepada pelanggan. Dengan demikian ada dua
rus yang terjadi dalam kegiatan wirausaha yakni;
(1) Arus
barang ; distribuĂs barang atau jasa ke pasar
(2) Arus
uang; pembayaran dari pihak pemakai/pembeli, misalnya pembelian barang atau
bahan baku, pembayaran jasa angkutan, biaya perbaikan dan perawatan, biaya
sewa, dsb.
Karena tujuan usaha adalah keuntungan, maka arus uang
yang masuk harus lebih besar dari arus uang yang keluar dalam bentuk modal
usaha. Usaha yang berhasil adalah apabila mencapai lingkaran bisnis yang
”surplus” itu secara berulang-ulang dari satu periode ke periode yang lainya
atau dari tahun sekarang ke tahun-tahun berikutnya.
B.
Prinsip-Prinsip Kewirausahaan
Beberapa prinsip dalam membangun
kewirausahaan yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Membangun komitmen dan kesadaran diri untuk berwirausaha
2. Melakukan
analisis kelayakan usaha
3. Memahami
kondisi dan kecenderungan pasar
4. Memahami
pesaing dan persaingan pasar
5. Manajemen
SDM
6. Menentukan
bentuk dan keluasan usaha
7. Membangun
kemitraan berbagai pihak
8. Mengelola
sumber pendanaan
9. Menganalisis
Hasil Usaha
C. Kegagalan
Bisnis
Beberapa
hal yang menyebabkan kegagalan dalam Bisnis antara lain adalah sebagaiu
berikut.
1.
Tidak memiliki komitmen yang kuat untuk
berhasil
2.
Tidak memiliki perencanaan usaha; asal
jadi atau ikut-ikutan
3.
Tidak mampu mengelola keuangan;
permodalan, cash-flow, keuntungan, asset dsb
4.
Tidak mampu memberdayakan karyawan
secara optimal
5.
Tidak mampu mengikuti atau membangun
iamage pasar
6.
Tidak mampu membangun jaringan kerjawana
(net-working)
E.
Kewirausahaan Kawula Muda
Indonesia adalah salah satu negara yang menjadi pelpopor di Sekretariat
Jenderal PBB dalam memprakarsai pembentukan Jaringan Kerja Kawula Muda (Youth
Employment Networks). Dalam kaitan dengan hal tersebut pada awal tahun 2003 Interbational Labour
Oeganization (ILO) bekerjasama dengan Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia (Depnakertrans-RI) mengimpelementasikan Pilot Project yang
diarahkan untuk menjawab tantangan dunia kerja yang dihadapi oleh kawula muda
Indonesia.
Kewirausahaan merupakan salah satu pilihan yang dapat diambil kawula muda
untuk bisa berpartisipasi dalam pasar tenaga kerja dan mendapatkan penghasilan
(income). Di Indonesia julah tenaga kerja yang bekerja di sektor informal
relatif tinggi mendekati angka rata-rata 65% selama kurun waktu 1990 s.d 2002.
Hampir 20% orang muda memiliki pekerjaan sebagai wirausaha (bekerja sendiri)
dengan karakteristik; (1) bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain, (2) bekerja
dengan bantuan tidak tetap, (3) bekerja sendiri dengan bantuan tetap.
Hal yang menarik adalah bahwa orang muda yang paling rendah tingkat
pendidikannya bekerja wirausaha di sektor informal, karena tidak memiliki
kualifikasi pendidikan yang cukup untuk menjalani usaha yang formal. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak peluang yang bisa dilakukan oleh kawula muda yang
memiliki komitmen berusaha baik di jalur formal maupun informal.
Orangmuda yang memulai usaha mereka sendiri kemungkinan besar akan
menghadapi berbagai rintangan. Meski
kewirausahawan tidak membutuhkan
tingkat pendidikan yang tinggi, ia tetap membutuhkan berbagai
keterampilan tertentu. Sebagian besar dari permasalahan ini akan ditemui oleh
siapapun yang memulai usaha baru, tapi beberapa diantaranya terkait dengan
usaha sang wirausaha yang masih muda.orang muda biasanya memiliki jaringan dan hubungan usaha yang terbatas
dibandingkan dengan mereka yang lebih tua . Satu masalah mendasar adalah
ketidak mampuan memperoleh dana awal yang dapat mengarah pada kekurangan modal
(memulai suatu usaha tanpa dana yang mencukupi). Masalah-masalah lain yang
sering ditemui adalah pengelolaan arus kas, terutama dalam menangani kredit macet dan pembayaran yang
telat;menghadapi stres, terutama tanpa dukungan teman-teman yang memahami
tuntutan tenaga kerja yang memulai usaha sendiri. Setelah usaha sendiri mulai
dijalankan, masalah-masalah yang muncul berkaitan dengan manajemen usaha
seperti pengembangan usaha, bagaimana
mempekerjakan orang yang tepat dan bagaimana mengelola orang lain untuk
pertama kalinya.
Mengingat kewirausahaan dapat menjadi salah satu pilihan untuk mengurangi
pengangguran dikalangan muda, sangat disarankan agar pemerintah, sektor swasta,
lembaga non-pemerintah dan masyarakat lokal dapat dengan cara mereka sendiri
mendorong upaya-upaya untuk mendukung orang muda memulai usaha mereka.
Bagian ini akan memperkirakan seberapa besar jumlah orang muda yang bekerja
sebagai wiraswasta atau didalam usaha–usaha mikro;profil wirausahawan
muda;jenis usaha yang mereka tekuni dan tantangan –tantangan utama yang
dihadapi orang muda dalam memulai dan mengembangkan usaha mereka. Sumber data
yang digunakan dalam studi ini adalah SAKERNAS dari BPS selama periode
1997-2002.
F. Profil Kewirausahawan Kaum Muda
Besaran wiiraswastawan dapat diukur dari jumlah tenaga kerja berdasarkan
status kerja. Melalui analisa ini ,depinisi dari wirausahawan adalah orang yang bekerja sebagai wiraswasta
tanpa bantuan ,wiraswasta dengan bantuan sememtara dan wiraswasta dengan
bantuan tetap. Menurut definisi tersebut , persentasi dari pekerja wiraswasta relatif lebih rendah
dibandingkan dengan bukan wiraswasta. Secara rata-rata, 44 persen pekerja
merupakan wiraswasta ,sedang 56 persen
bukan wiraswasta.Jumlah ini relatip stabil selama periode 1997-2002. Seperti
dapat dilihat dalam pigur 3,1, terdapat sedikit peningkatan jumlah pekerja
wiraswasta dari tahun 1997 sampai 1999. Ini dapat mengindikasikan suatu
pergeseran status kerja dari non wiraswasta menjadi wiraswasta akibat krisis
ekonomi dimana banyak orang kehilangan pekerjaan mereka dan memulai usaha sendiri.
Tabel 3.1 menunjukan deskripsi lebih detil mengenai pekerjaan berdasarkan
status kerja. Persentase wiraswastawan didaerah pedesaan lebih tinggi daripada
perkotaan, terutama wiraswastawan dengan bantuan tenega sementara .Dilain
pihak, persentase wiraswastawan tanpa bantuan lebih tinggi sedikit di
perkotaan.Baik di daerah perkotaan dan pedesaan, Persentase wiraswastawan yang
dibantu tenaga tetap secara relatif kecil. Hasil-hasil ini mengindikasikan
bahwa sebagian besar wqiraswastawan bergerak disektor informal dan hanya
sedikit yang berada pada sektor formal.
Tabel berikut ini menunjukan persentase total wiraswasta berdasarkan
kelompokm usia. Jumlah wiraswastawan berusia 30-44 tahun paling banyak
dibandingkan kelompok usia lain, Diikuti kelompok usia 45-59 tahun. Dilain
pihak , hanya sedikit wiraswastawan yang berasal dari kelompok usia 15-24 tahun. Rata –rata selama periode
1997-2002, hanya delapan persen wiraswastawan berusia 15-24 tahun. Jumlah ini
sedikit berkurang menjadi tujuh persen pada tahun 2001-2002. Data menunjukan
bahwa tidak banyak orang muda yang memulai usaha mereka sendiri dan menjadi
wirausahawan.
Hambatan dalam memulai usaha sendiri,mempertahankan usaha yang sudah ada,
dan mengembangkannya dirasakan lebih sulit dilakukan oleh orang muda. Dilain
pihak, untuk orang dewasa yang sudah memperoleh modal yang cukup (modal SDM,
keuangan dan jaringan ) serta pengalaman memadai, halangan-halangan seperti itu
secara relatip mudah mudah dilampaui. Penurunan jumlah wiraswastawan muda
ditahun 2001 dapat mengindikasikan bahwa para wirausahawan muda tidak dapat
mempertahankan usaha mereka setelah krisis ekonomi merebak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar